Tipe Kepribadian
1. Pengertian Tipe Kepribadian
Kepribadian merupakan cara yang khas dari individu dalam berperilaku dan merupakan segala sifatnya yang menyebabkan dia dapat dibedakan dengan individu lain (Maramis, 1990:746).
Pasaribu dan Simandjuntak (1984:118) berpendapat bahwa kepribadian merupakan susunan yang dinamis pada individu di dalam sistem psikofisik yang menentukan keunikan penyesuaian terhadap lingkungannya. Keunikan menunjukkan bahwa tidak ada dua atau lebih individu yang menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara tepat sama.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan pola perilaku yang khas dari individu yang membedakannya dengan individu yang lain dimana kepribadian ini merujuk pada pola pikiran dan perasaan serta perilaku yang digunakan oleh individu untuk melakukan proses penyesuaian diri dengan lingkungannya sepanjang rentang kehidupan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kepribadian
Pertumbuhan kepribadian dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Berdasarkan faktor eksternal diantaranya adalah keanggotaan individu di dalam budaya, kelas sosial ekonomi tertentu dan latar belakang keluarga yang unik, sedangkan faktor internal antara lain berupa kekuatan genetik, biologis dan fisiologis.
Menurut Hurlock (1999:141) bahwa pengaruh faktor sosial terhadap perkembangan pola kepribadian bersifat mendominasi. Dalam teori kontinuitas dan diskontinuitas. Benedict menjelaskan bahwa pola kepribadian yang normal dan sehat berkembang ketika pelatihan bagi seseorang anak bersifat kontinyu, dan jika anak tersebut tidak dipaksa berperilaku dan berfikir dengan cara lain. Masalah kepribadian seperti kecemasan, neurosis, dan psikofisis menurut Benedict merupakan bagian dari hasil diskontinuitas selama pelatihan pada anak.
Keanggotaan dalam budaya tertentu akan membawa individu pada suatu bentuk sosialisasi dengan pola pemikiran, perasaan, dan perilaku tertentu. Kekuatan budaya akan membentuk self image individu, membentuk hubungannya dengan individu-individu yang lain dalam lingkungan, membentuk kebutuhan dan memuaskannya serta merupakan tujuan yang berusaha dicapai individu (Hjelle & Leigler, 1992:12).
Berkaitan dengan faktor biologis para ahli menyebutkan efek tidak langsung dari faktor biologis terhadap perkembangan kepribadian. Faktor biologis berpengaruh terhadap konsep dari individu terutama jika individu membandingkan keadaan fisik dari individu tersebut.
3. Pendekatan Kepribadian
Penggolongan atas dasar cara pendekatan kepribadian dibedakan menjadi dua kelompok teori, yaitu:
a. Pendekatan Tipologis
Pendekatan ini beranggapan bahwa walaupun variasi kepribadian manusia itu tiada terhingga banyaknya, namun variasi yang banyak itu hanya berdasar pada sejumlah kecil komponen-komponen dasar dan dengan komponen-komponen dasar tersebut maka seseorang dapat dipahami. Berdasarkan dominasi komponen-komponen dasar itulah dilakukan penggolongan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu.
b. Pendekatan Pensifatan(Trait Approach)
Pendekatan ini tidak menempatkan seseorang ke dalam kategori-kategori dengan asumsi bahwa masing-masing individu memiliki sifat yang khas (individual) sendiri perndekatan ini menggambarkan individu sebagaimana adanya(Suryabrata, 1990:5-6).
Suryabrata (1990:340) berpendapat bahwa berdasarkan struktur kepribadiannya, kepribadian tersusun atas tindakan-tindakan, disposisi-disposisi yang terorganisir dalam susunan hirarkis yang berdasarkan atas keumuman dan kepentingannya. Struktur kepribadian dideskripsikan sebagai type trait, habitual response dan specific response.
4. Pengertian tipe Kepribadian Ekstravert dan Introvert
Hall dan Lindzey (1993:192) membedakan dua orientasi utama kepribadian, yakni ekstravert dan introvert. Kedua sikap yang berlawanan ini ada dalam kepribadian tetapi biasanya salah satu diantaranya dominan dalam sadar, sedangkan yang lain kurang dominan dan tak sadar. Apabila ego lebih bersifat ekstravert dalam relasinya dengan dunia, maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat introvert.
Individu yang ekstravert terutama dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu dunia di luar dirinya. Orientasi terutama tertuju ke luar, fikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya ditentukan oleh lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial. Individu yang introvert merupakan kebalikan dari ekstravert, yaitu dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasi terutama tertuju ke dalam, fikiran, perasaan, serta tindakan-tindakan terutama ditentukan oleh faktor subyektif (Suryabrata, 1990:190).
Kedua tipe kepribadian individu yang diuraikan Jung seakan –akan bertentangan satu sama lain. Tipe kepribadian ekstravert biasanya memandang tipe introvert sakit jiwa, sebaliknya tipe kepribadian introvert melihat individu ekstravert itu membosankan, kasar, dan tidak rasional (Su’adah dan Lendriyono, 2003:155).
Kedua sikap ini merupakan arah berlawanan eksternal versus internal dan Jung berpendapat bahwa setiap individu dapat ditempatkan pada salah satu dari dua kategori tersebut. Biasanya dalam kehidupan individu tersebut, salah satu dari sikap-sikap ini menjadi domonan dan menguasai tingkah laku dan kesadaran. Ini tidak berarti bahwa sikap yang lain sama sekali ditiadakan. Sikap tersebut masih ada, tetapi bukan sebagai bagian dari kesadaran. Sikap tersebut menjadi bagian dari ketidak sadaran pribadi di mana dia tetap mampu mempengaruhi tingkah laku (Schultz, 1991:123).
Menurut Hall dan Lindzey (1993:195) apabila ekstraversi merupakan sikap ego sadar yang dominan atau superior, maka ketidaksaadaran akan melakukan kompensasi dengan mengembangkan sikap introversi inferior yang tak sadar akan memegang kendali kepribadian dan menampilkan diri. Suatu periode tingkah laku ekstraversi yang kuat biasanya diikuti oleh suatu periode tingkah laku introversi. Mimpi-mimpi juga bersifat kompensasi sehingga mimpi-mimpi individu yang lebih dominan ekstravert akan memiliki kualitas introvert, sebaliknya mimpi-mimpi individu yang introvert akan cenderung bersifat ekstravert.
Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa individu yang dikategorikan pada tipe ekstravert berorientasi pada dunia kenyataan obyektif luar, dimana individu tersebut bersifat terbuka dan suka bergaul dengan individu-individu lain, serta tampak sungguh-sungguh senang bersahabat dengan individu-individu yang lain. Sebaliknya, individu yang introvert berorientasi pada kehidupan batin yang subyektif dan mungkin menjadi introspektif, suka meyendiri dan pemalu.
a. Tipe Kepribadian Ekstravert
Pasaribu (1984:227-228) menyatakan bahwa individu dengan pribadi ekstravert yaitu individu yang melihat pada kenyataan dan keharusan, tidak lekas merasakan kritik, ekspresi emosinya spontan, dan dirinya tidak dituruti dalam alasannya, tidak begitu merasakan kegagalannya, tidak banyak mengadakan analisa dan kritik sendiri.
Individu dengan tipe kepribadian ekstravert memiliki kendali diri yang kuat. Ketika dihadapkan pada rangsangan-rangsangan traumatik, individu bertipe kepribadian ekstravert akan menahan diri, artinya dia tidak akan ”mengacuhkan” trauma yang dialami dan karenanya tidak akan terlalu teringat akan apa yang terjadi (Boree, 2005:233). Indiviodu-individu yang memiliki kepribadian ekstravert bersikap positif terhadap masyarakatnya, hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan individu lain lancar. Bahaya bagi tipe kepribadian ekstravert ialah apabila ikatan terhadap dunia luar terlampau kuat, sehingga akan menyebabkan ia tenggelam di dalam dunia obyektif, kehilangan diri atau asing terhadap dunia subyektifnya sendiri (Suryabrata, 1990:190).
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka disimpulkan bahwa sifat-sifat imdividu tipe ekstravert:
1) Cenderung menyukai pertisipasi dalam realita sosial, dalam dunia obyektif dan dalam peristiwa-peristiwa praktis lancar dalam pergaulan.
2) Bersikap realitas, aktif dalam bekerja dan komunikasi sosialnya baik (positif), serta ramah tamah.
3) Gembira dalam hidup, bersikap spontan dan wajar dalam ekspresi serta menguasai perasaan.
4) Bersikap optimis, tidak putus asa dalam menghadapi kegagalan atau dalam menghadapi konflik-konflik pekerjaan selalu tenang, bersikap suka mengabdi.
5) Tidak begitu banyak pertimbangan, ceroboh dan kadang-kadang tidak terlalu banyak melakukan analisa serta kurang kritik diri, berpikir kurang mendalam.
6) Relatif bersikap bebas dalam berpendapat, mempunyai cita-cita yang bebas.
7) Meskipun ulet dalam berpikir namun mempunyai pandangan yang pragmatis, di samping punya sifat keras hati.
b. Tipe Kepribadian Introvert
Individu dengan tipe kepribadian introvert mengacu pada individu yang tertutup, ragu-ragu, pemikir, suka merunung, kurang spontan, tujuannya tersembunyi, agak defensif, tidak mudah percaya dan hati-hati.
individu dengan tipe kepribadian introvert ialah individu yang suka memikirkan tentang diri sendiri, banyak fantasi, lekas merasakan kritik, menahan ekspresi emosinya, lekas tersinggung dalam latihan, suka membesarkan kesalahan kecil, analisa dan kritik sendiri menjadi buah pikirannya (Pasaribu, 1984:227-228). Individu introvert memiliki kendali diri yang buruk. Ketika mengalami trauma yang sama seperti orang ekstravert tadi, otaknya tidak terlalu sigap melindungi diri dan ”berdiam diri”, akan tetapi malah membesar-besarkan persoalan dan mempelajari detail-detail kejadian sehingga individu ini dapat mengingat apa yang terjadi dengan sangat jelas (Boeree, 2005:234).
Gambaran tipe kepribadian introvert menurut Pervin (1984:271-272) merupakan individu yang tenang, mawas diri, bersikap hati-hati, pemikir, kurang percaya pada keputusan yang impulsif, lebih suka hidup teratur, pemurung, kuatir, kaku, sederhana, pesimis, suka menyendiri, kurang suka bergaul, pendiam, pasif, berhati-hati, tenggang rasa, damai, terkendali, dapat diandalkan, mampu menguasai diri, dan tenang.
Individu-individu yang mempunyai kepribadian introvert penyesuaiannya
Dengan dunia luar kurang baik: jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan individu lain, kurang dapat menarik individu lain. Penyesuaian dengan batinnya sendiri baik. Bahaya tipe introvert ialah jika jarak dengan dunia obyektif terlalu jauh, maka individu dengan tipe kepribadian ini dapat lepas dari dunia obyektifnya (Suryabrata, 1990:190).
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka sifat-sifat manusia tipe introvert:
1) Cenderung lebih suka ”memasuki” dunia imaginer, biasa merenung yang kretif.
2) Produksi dan ekspresi-ekspresinya diwarnai oleh perasaan-perasaan yang subyektif, pusat kesadaran dirinya adalah kepada egonya sendiri dan sedikit perhatian pada dunia luar.
3) Perasaan halus dan cenderung untuk tidak melahirkan emosi secara menyolok; biasanya melahirkan ekspresinya dengan cara-cara yang halus yang jarang ditemukan pada individu-individu yang lain.
4) Sikapnya ”tertutup”, sehingga jika ada konflik-konflik disimpannya dalam hati dan ia berusaha menyelesaikannya sendiri.
5) Banyak pertimbangan, sering suka mengadakan analisis dan kritik diri.
6) Sensitif terhadap kritik, pengalaman-pengalaman pribadi bersikap mengendap dalam kenangan yang kuat, apalagi hal-hal yang bersifat pujian atau celaan tentang dirinya.
7) Pemurung, dan cenderung selalu bersikap menyendiri, serta kurang bergaul.
8) Lemah lembut tindak dan sikapnya, serta punya pandangan idealistis.
Dari pendapatdi atas, untuk keperluan penelitian ini maka kesimpulan dari ciri kedua tipe kepribadian tersebut menjadi:
1) Tipe kepribadian ekstravert, adalah bagaimana individu menampilkan penyesuaian dirinya sehari-hari yang secara tipikal terbuka, peramah, mudah bergaul, suka kegembiraan, banyak teman, spontan, spekulatif, optimis, agresif, impulsif, mudah tersinggung, menggampangkan sesuatu, dan ceroboh.
2) Tipe kepribadian introvert, adalah bagaimana individu menampilkan penyesuaian dirinya sehari-hari yang secara tipikal cenderung tertutup, pendiam, kaku, suka mawas diri, penyendiri, tidak spekulatif, kurang suka bergaul, teman terbatas, pesimis, hati-hati, dapat menguasai diri.
menurut saya kepribadian memang penting dan orang harus punya kepribadian. misalnya rumah pribadi, mobil pribadi, pesawat jet pribadi.
kalau orang yg ngerasa punya ciri-ciri introvert dan ekstrovert yang sama2 kuat, itu namanya kepribadian apa yaaah ? kepribadian ganda bkan yaaah??
kepribadian merupakan sifat hakiki manusia yang tidak dapat ditebak oleh siapapun karena tersembunyi dalam diri pribadi masing-masing. namun demikian kepribadian akan berubah sesuai dengan tingkat logika orang tersebut.
makasih karena dengan artikel ini maka saya dapat menyelesaikan tugas saya
terimakasih :)