MENJADI GURU YANG DIHARAPKAN
MOTTO yang harus dipegang
JADILAH GURU YANG BAIK!
ATAU
JANGANLAH JADI GURU SAMA SEKALI
JADILAH GURU YANG PATUT DIGUGU DAN DITIRU
JABATAN KEGURUAN BUKAN SEKEDAR JABATAN INTELEKTUAL, BUKAN PULA SEKEDAR “SKILL”, MELAINKAN SUATU NORMATIF YANG DIATUR DALAM KODE ETIK ATAU ETHOS JABATAN.
SEBUAH RESEP UNTUK MENJADI GURU YANG DIHARAPKAN:
Carilah pribadi yang muda, kuat, dan menarik, kupaslah segala sifat yang berlebih-lebihan dalam bentuk suara, pakaian dan tindak tanduknya yang mungkin membungkusnya.
Kemudian tuangilah dengan suatu adonan berupa campuran keberanian Nabi Daud, kebijaksanaan Nabi Sulaeman, kekuatan Samson dan kesabaranNabi Ayub, dalam takaran yang sama banyaknya.
Bumbunya adalah:
garamnya pengalaman, ladanya semangat, minyaknya simpati, dan jangan lupa sekerat humor sebagai bumbu penyedapnya.
- Selanjutnya godoglah semua itu selama kira-kira selama tiga tahun dalam sebuah kelas yang hangat, dan sewaktu-waktu periksalah dengan tusukan garpu-kritik dari guru dan pimpinannya.
- Apabila segalanya telah matang, tatalah di atas skala saji yang mungil, dihias dengan gaji yang kecil, dan hidangkanlah hangat-hangat kepada masyarakat.
Resep itu menyebutkan tentang:
BAHAN
Yang diperkirakan menjadi guru yang baik pribadi mengandung arti sifat mantap dan terintegras; ia harus kuat, fisik maupun mental.
Ia harus muda: berjiwa muda,dapat menyelami gejolak perasaan serta liku-liku hidup generasi muda; ia harus memiliki daya tarik agar dapat didekati dan mendekati siswa-siswanya.
Sifat-sifat yang berlebihan harus dikupas: guru harus wajar dalam sikap dan penampilannya.
Proses “pengolahannya” artinya: kelangsungan pendidikannya disinggung pula.
Dan akhirnya: guru yang susah payah kita ramu, olah dan memasaknya, harus dihidangkan hangat-hangat kepada masyarakat.
Artinya: janganlah pengetahuan, sikap dan keterampilan guru itu sampai “basi”, sampai ketinggalan zaman, sehingga guru harus selalu “menghangatkan diri” HARUS TERUS MENGEMBANGKAN DIRI DENGAN BELAJAR
Pada saat itu skala gaji yang mungil dengan gaji yang diterimanya kecil pula.
Hendaknya tidak terlalu mengecewakannya, sebab pada dasarnya jabatan guru adalah jabatan pengabdian.
Bukankah guru adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”?
Eeehh... ta kirain orang bule, makanya pesan di BC-ya page ingris, taunya sobat setanah air, apa kabarnya, terus berkarya....
Visiting!
Your Daily Word