Materi Dan Metode Pendidikan
Materi Dan Metode Pendidikan
Sesuai dengan dasar pendidikan nasional, pendidikan kebudayaan, pendidikan kebangsaan dan pendidikan kemanusiaan, maka bahan yang dimiliki untuk dikembangkan harus berhubungan dan berguna untuk itu. Karena itu bahan harus dapat menunjukkan sifat kultural nasional. Tiap-tiap pelajaran yang diberikan sebagai bagian dari peradaban bangsa. Dimana perlu juga harus memperbaiki segala syarat keadaan untuk disesuaikan dengan jaman. Pemuda tidak boleh terkekang oleh tradisi dan konvensi-konvensi yang menghambat pesatnya kemajuan akta.
Segala bahan harus dapat membangkitkan perasaan cinta kepada tanah air dan bangsa. Untuk itu diperlukan sekali nyanyian-nyanyian nasional, cerita-cerita pahlawan bangsa, keindahan alam tanah air dengan jalan darmawisata, dan sebagainya.
Juga tidak hanya pendidikan kecerdasan, terutama pendidikan penjagaan dan latihan kesusilaan, serta pendidikan kebudayaan yang bersifat kebangsaan.
Pendidikan kesenian meliputi melukis, musik, menari, menabuh gamelan, sesuai dengan pembawaan masing-masing. Menurut Ki Hajar Dewantara kesenian bangsa dapat diajarkan dalam kelas dan kepada umum dan perlu untuk menghaluskan kesusilaan dan meneguhkan semangat kebangsaan.
Bahasa Indonesia baik sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa pengantar diwajibkan dilaksanakan. Sedangkan bahasa daerah yang penting diajarkan sesuai daerahnya masing-masing.
Bahasa asing diajarkan untuk keperluan melanjutkan pelajaran dan untuk menambah perhubungan dengan luar negeri.
Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa semua bahasa asing hendaknya diajarkan di sekolah “untuk bahasa asing” . Maksudnya, pada waktu memberikan pelajaran bahasa Inggris diusahakan supaya jangan sampai nanti anak didik menjadi ke-Inggris-inggrisan atau kebarat-baratan
Sejarah dan Ilmu Bumi tanah air dipentingkan, sebab disitu banyak yang dapat dipakai untuk membangkitkan rasa kebangsaan.
Adapun sistem pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pendidikan nasional adalah Sistem Among. Dasar dari sistem ini adalah dua dasar dari Dasar 1947 yaitu kodrat alam dan kemerdekaan. Sebagai mana yang telah diuraikan pada bagian gagasan diatas, yang dimaksud menurut dasar kodrat alam bahwa kemajuan yang sejati hanya dapat diperoleh dengan perkembangan kodrat alam. Pendidik hanyalah sebagai Pamong yang berdiri dibelakang (tutwuri handayani). Pamong hanya wajib menyingkirkan segala hal yang merintangi jalannya anak didik dalam mencapai tujuan pendidikannya.
Manurut dasar kodrat alam keluargalah yang pertama-tama harus memberi pendidikan. Sistem Among mengutamakan sistem pendidikan kekeluargaan. Dan menurut kodrat alam perkembangan anak didik sebelum dewasa dapat dibagi sebagaimana berikut ini : (1) Jaman-wiraga (wi = penyempurnaan; raga = badan) terjadi dalam windu pertama. Ini adalah masa perkembangan indera dan bagian badan lain, (2) Jaman wicipta (cipta = kenal, pikir) terjadi dalam windu kedua. Ini adalah masa perkembangan daya-daya jiwa, terutama daya mengenal, pikir dan (3) Jaman-wirama (irama = harmoni, pelarasan atau penyesuaian). Ini adalah masa untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat besar, tempat anak didik mengambil bagian sesuai dengan cita-citanya, berlangsung dalam windu ketiga.
Pada waktu anak dilahirkan memiliki pembawaan dan bakat (kodrat) sendiri, berupa kesanggupan dan kemampuan yang tidak sama untuk semua anak. Atas dasar pembawaan dan bakat itulah sistam Among itu dilaksanakan.
Menurut kodrat alam perkembangan jaman laki-laki dan perempuan tidak sama. Karena itu Sistem Among memberikan pendidikan tersebut berlainan tujuannya. Pendidikan jasmani untuk puteri bertujuan memelihara kesehatan untuk dirinya dan keturunannya, sedangkan pendidikan jasmani untuk laki-laki bertujuan tidak hanya untuk memelihara kesehatan tetapi juga untuk mendapatkan kekuatan badan.
Dan yang dimaksud dengan dasar kemerdekaan adalah anak didik diberi kesempatan untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan kodratnya. Secara bebas merdeka. Tetapi harus diingat bahwa kebebasan yang dimaksud bukan kebebasan mutlak, melainkan kebebasan yang dikaitkan pada tertib damainya hidup bersama. Kemerdekaan itu harus diberikan kepada anak dalam mengembangkan pikir, rasa dan kemauannya agar berkembang kearah kebebasan tetapi bukan kebuasan. Jadi yang dimaksud dengan kebebasan disini adalah kebebasan yang mengandung menahan diri, mengatur diri, menyesuaiakn diri dengan tata tertib / peraturan masyarakat, menahan diri bila timbul hasrat yang kurang baik.
Untuk mewujudkan pelaksanaan sistem Among dalam pendidikan dan pengajaran, dalam kaitannya sistem Among dalam pendidikan dan pengajaran, dalam kaitannya dengan dasar kemerdekaan, maka hal-hal yang dapat dipakai sebagai pedoman bagi pendidik adalah : Sistem Among tidak menghendaki adanya hukuman dan hadiah, karena alat itu bertentanagn dengan dasar kemerdekaan yang menghendaki adanya kebebasan dalam mempergunakan pikiran, bagin dan tenaganya. Hukuman hanya merupakan paksaan dan tekanan yang menimbulkan perasaan harga diri kurang. Sedangkan hadiah mendorong ketindakan pamrih dan karenanya mengurangi kebebasan berbuat dan bersikap. Hukuman dan hadiah hanya diperbolehkan jika dapat membawa anak kepada rasa keadilan. Sistem Among setuju dengan hukuman alam (Rosseau(, yang akan menimbulkan penyesakan dan kehendak untuk tidak berbuat kejahatan lagi karena akibat yang tidak menyenangkan.
Sistem Among memberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya agar anak didik itu aktif (berusaha sendiri ) dalam mencari pengetahuan dan spontan (tidak meniru) dalam perbuatan. Dan juga menghendaki sekolah pasif menjadi sekkolah kerja (Dewey dan Decroly), dan juga agar berkembang insting mencipta dalam pribadi anak (Frobel).
Sistem Among atas dasar kemerdekaan ini menghendaki kelas terbuka dengan maksud untuk menghilangkan rasa terkurung dan untuk menimbulkan suasana bebas. Kelas terbuka yang dimaksud adalah kelas-kelas yang ada dalam sekolah sedikitnya terbuka sesisi, jadi dinding kelas sebanyak-banyaknya terdiri dari 3 buah dinding.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem dan metode yang dipakai dalam pelaksanaan pendidikan Taman Siswa terutama dengan Sistem Amongnya menerapkan azas-azas belajar seperti berlaku dalam sistem pendidikan yang dikehendaki tokoh-tokoh pendidikan dunia seperti azas kemerdekaan belajar dan bekerja sendiri (Montessori), Azas keaktifan atau sekolah kerja (Dewey, Kerchenteiner) dan Azas kelas terbuka (R. Tagore).
Currently have 0 komentar: