Gagasan , Dasar Dasar Dan Tujuan Pendidikan
Gagasan , Dasar Dasar Dan Tujuan Pendidikan
Gagasan
Kihajar Deantara berpendapat pendidikan (termasuk pengajaran) untuk tiap tiap bangsa berarti pemeliharaan guna mengembangkan benih turunan dari bangsa itu, agar dapat berkembang dengan sehat lahir dan batin. Untuk itu manusia individu harus dikembangkan jiwa raganya dengan mempergunakan segala alat pendidikan yang berdasarkan adapt istiadat rakyat.
Ia menilai bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh colonial Belanda tidak sesuai dengan tuntunan konsep diatas,karena tidak berdasarkan kebutuhan rakyat
Selanjutnya ia menganggap pendidikan yang diselenggarakan colonial tidak dapat memupuk dan menjamin perikehidupan bersama, membuat selalu bergantung pada penjajah, tidak menjadikan manusia yang merdeka. Untuk mengubah keadaan ini tidak akan lenyap jika hanya perlawanan politik saja, melainkan harus juga dipentingkan penyebaran hidup merdeka dikalangan rakyat dengan cara pengajaran yang disertai pendidikan nasional.
Pendidikan nasional yang dimaksud adalah suatu sistem pendidikan yang berdasarkan atas kebudayaan kita sendiri dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Dalam pada itu “intelktualisme” harus dijauhi dan harus menerapkan sistem mengajar yang dinamai sistem Among yang menyokong kodrat anak didik bukan dengan “perintah-paksaan”, tetapi dengan tuntunan berkembanglah hidup lahir batin anak menurut kodratnya sendiri dengan subur dan selamat . dalam sistem Among ini dikemukakan dua dasar pokok, yaitu (1) Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan mengerakkan kekuatan lahir dan batin hingga dapat hidup merdeka (dapat berdiri sendiri) (2) kodrat alam, sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya.
Untuk dapat mempraktikan pendidikan nasional itu haruslah ada kemerdekaan seluas-luasnya. Karena itu janganlah suka menerima bantuan yang dapat mengikat diri , sedangkan untuk dapat berdiri langsung haruslah dijalankan “cara berbelanja sendiri” dengan bersendi atas “kekuatan sendiri” (prinsip non-cooperation dan prinsip self help. Selain dari pada itu pengajaran harustersebar di kalangan rakyat yang terbanyak, janganlah hanya dierikan kepada lapisan yang tertinggi saja. Kekuatan bangsa tidak akan berkembang, jika kam elite saja yang merupakan kaum terpelajar (prinsip demokrasi)i
Dasar pendidikan
Dasar atas segala azas untuk segala usaha Taman Siswa baik mengenai pendidikan atau pengajaran, maupun yang berhubungan dengan organisasi maupun adat istiadat dalam hidup ke-tamansiswa-an” adalah azas 1922, dan dasar-dasar 1947. Azas ini merupakan azas perjuangan untuk menghadapi pemerintah kolonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan sifatnya yang nasional dan demokratis. Azas ini nanti akan tetap hidup sebagai sifat-sifat yang hakiki dari Taman Siswa ,yang tak dapat diubah, dikurangi atau ditambah selama Taman Siswa dipakai.
Azas ini diumukan dan disahkan oleh Kongres Taman Siswa yang pertama di Yogya karta yang bertepatan dengan berdirinya Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922 tersebut adalah (1) setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri engan mengingat tertibnya persatuan dalam perikehidupan umum. Dan tujuannya adalah mendapatkan tertib dan damai. Perlu sekali orang dapat tumbuh menurut kodrat (bakat) tanpa adanya paksaan berupa apapun juga, sebab tiap paksaan merupakan perkosaanterhadap hidup kebatinan anak. Alat pendidikan pemerintah dan hukuman dalam ketertiban ditiadakan pendidikan wajib menjaga anak didik dengan suka cita agar anak didik berkembang sesuai dengan kodratnya. Inilah yang disebut sistem among, yaitu sebagai pimpinan berdiridi belakang dengan semboyan tut wuri handayani , yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri, dan tidak harus terus menerus mencampuri, diperintah atau dipaksa. Pamong hanya wajib menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi jalannya anak serta hanya bertindak aktif serta mencampuri tingkahlaku atau perbuatan anak apabila mereka sendiri tidak mampu menghindarkan diri dari berbagai rintangan atau ancaman keselamatan atau gerak majunya.
(2) bahwa pengajaran harus membimbing anak menjadi manusia merdeka dalam cipta, rasa dan karsadan dalam menggunakan tenagannya.disamping memberikan pengetahuan yang perlu dan bermanfaat guna kemerdekaan hidup lahir dan batin dalam masyarakat , guru harus mencari para siswa mencari dan menggunakan pengetahuan itu. Dalam azas ini masih menggunakan pengetahuan lebih lanjutdari azas kemerdekaan di atas, yakni dengan memberi ketegasan kemerdekaan itu hendaknya dikenakan terhadap cara siswa berpikir, yaitu agar siswa jangan terlalu dicekcoki atai disuruh menerima buah pikiran orang lain saja, melainkan hendaknya para siswa disuruh mencari atau menemukan sendiri berbagai nilai, keterampilan dan pengetahuan dengan menggunakan pikiran dan kemampuannya sendiri. Untuk menyiapkan agar anak kelak betul-betul merdeka lahir batin , hendaknya dilakukan dengan cara memerdekakan batinnya., pikiran dan tenagannya .
(3) Bahwa pendidikan harus didasarkan atas kebudayaan bangsa
(4) bahwa pengajaran harus meliputi bagian rakyat yang terbesar, sebab kekuasaan bangsa dan negara adalah paduan kekuatan warganya. Dari azas ini jelas bahwa pendirian Taman Siswa yaitu lebih baik mengajukan pengajaran untuk rakyat umumdaripada mempertinggi pengajaran tetapi mengurangi tersebarnya pendidikan dan pengajaran, dengan kata lain
(5) bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh-penuhnya lahir dan batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun batin. Dengan azas “hidup dengan kekuatan sendiri” inilah mengapa Taman Siswa mampu mempertahankan kepribadiannya sepanjang masa (dalam masa penjajahan maupun dalam masa emerdekaan sekarang ini).
(6) Bahwa karena tiap usaha berdasarkan atas kekuatan sendiri , maka segala sesuatu haruslah hemat dan segala sesuatu ditutup dengan uang dari pendapatan sendiri pula. Itulah “sistem hidup di atas kaki sendiri” dari azasitu tersirat keharusan untuk hidup sederhana dan hemat.
(7) bahwa dalam memdidik harus menyerahkan diri untuk menghamba pada sang anak dengan tanpa meminta suatu hak dan bebas dari segala ikatan. Dengan hati yang suci ia wajib bekerja untuk kepentingan anak.
Azas berhamba kepada anak ini menunjukkan hasrat Taman Siswa untuk menampilkan dalam arti yang semurni-murninya sebagai pendidik anak, pendidik yang bekerja tanpa pamrih, ikhlas, penuh pengorbanan, demi kebahagiaan anak semata. Kualifikasi pendidik yang seperti inilah yang pantas berhak memiliki sebutan pamongatau istilah sekarang “pahlawan tanpa tanda jasa”
Dasar-dasar 1947
Setelah bangsa
Adapun Dasar-dasar 1947 tersebut adalah (1) Azas kemerdekaan, harus diartikan disiplin pada diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggii, baik sebagai hidup individu maupun sebagai hidup masyarakat. Maka dari itu kemerdekaan menjadi alat mengembangkan pribadi yang kuat dan sadar dalam suatu perimbangan dan keselarasan dengan masyarakat tertib damai di tempat keanggotaannya, (2) azas kodrat alam, bahwa pada hakekatnya manusia itu sebagai mahluk adalah satu dengan kodrat alam ini. Ia tidak bisa lepas dari kehendaknya. Tetapi akan merasakan bahagia apabila dapat menyatukan diri dengan kodrat alam yang mengandung kemajuan yang dapat digambarkan bertumbuhnya tip-tiap benih suatu pohon yang kemudian berkembang menjadi besar dan akhirnya berbuah setelah menebarkn benih yang baru kemudian mengakhiri hidupnya, dengan keyakinan darmanya akan dibawa hidup terus dengan tumbuhny lagi benih-benih yang disebarkan., (3) Azas kebudayaan, tidak berarti asal memelihara kebudayaan, kebangsaan, tetapi pertama-tama membawa kebudayaan kebangsaan itu ke arah kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman, kemajuan dunia, dan kepentingan hidup rakyat lahir batintiap-tiap jaman dan keadaan, (4) Azas Kebangsaan, yang berarti tidak boleh bertentangan dengn kemanusiaan ,malahan harus menjadi fiil (perbuatan) kemanusiaan yang nyata dan oleh karena itu tidak mengandung arti permusuhan dengan bangsa lain. Melainkan mengandung rasa satu dengan bangsa sendiri, rasa satu dalam suka dan duka, rasa satu dalam kehendak menuju kebahagiaan hidup lahir dan batin seluruh bangsa, dan (5) Azas Kemanusiaan, menyatakan bahwa dharma tiap-tiap manusia itu adalah mewujudkan kemanusiaan, yang berarti kemajuan manusia itu lahir dan batin yang setinggi-tingginya, dan juga bahwa kemajuan kemanusiaan yang tinggi itu dapat dilihat pada kesucian hati orang dan adanya rasa cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap mahluk Tuhan seluruhnya, tetapi tidak bersifat kelembekan hati, melainkan bersifat keyakinan akan adanya hukum kemajuan yang meliputi alam semesta. Karena dasar cinta kasih kemanusiaan itu harus tampak pula sebagai kesimpulan untuk berjuang melawan segala sesuatu yang merintangi kemanjuan selaras dengan kehendak alam.
Dari azas 1922 dan dasar-dasar 1947 Taman Siswa di ats jelas tersurat dan tersirat bagi Taman Siswa untuk harus melaksanakan sistem among dengan semboyan Tut Wuri Handayani di dalam sistem pendidikan dan pengajaran.
Sistem among ini juga telah mendapat sambutan baik dari Drs. RMP.Sostrokartono (kakak RA. Kartini)seorang filsuf dan ahli bahasa, bahkan semboyan ini ditambahnya , yaitu Ing Ngarso sung tulada (di dapan memberi contoh) dan Ing madya Mangun Karsa menghendaki diterapkan dimana pada situasi agak ragu-ragu untuk bergerak dan kurang bergairah dalam mengerjakan suatu. Dalam situasi demikian pendidik perlu memacu dengan jalan mendorong atau membangkitakan keinginannya untuk terus maju sesuai dengan kemampuan dan kondisi anak-anak masing-masing.
Tambahan kedua semboyan tersebut di dasarkan pada pertimbangan teknis semata, yaitu mengingat adanyaa perbedaan individual di antara para siswa. Dengankata lain semboyan-semboyan tersebut hakikatnya sama dengan caramemandang dan menyikapi anak,sama-sama tidak ada unsur perintah, paksaan dan hukuman, dan tidak pula adanya campur tangan dari pihak pendidik yang dapat mengurangi kebebasan anak untuk berjalan sendiri dengan kekuatan sendiri.
Tujuan Pendidikan
Pada jaman penjajahan Belanda dan tujuan Pendidikan Nasional Taman Siswa bersifat politik, yaitu kemerdekaan bangsa
great issues altogether, you simply won a new reader.
What may you suggest in regards to your put up that you simply made a
few days ago? Any certain?
My page; just click the next web page