Sesungguhnya kesuksesan berawal dari kemauan,
setiap kemauan pasti akan dijawab dengan hasil, di
mana ada kemauan disitu ada jalan. Kemauan,
harapan, atau impian adalah energi dahsyat yang
tak terlihat panca indera, namun memiliki efek
sangat dahsyat. Kadang untuk mewujudkannya
harus melalui fase tidak dipercaya, bahkan
ditertawakan oleh orang lain. Padahal,
sesungguhnya ia adalah sesuatu yang dahsyat.
Bukankah energi yang tak tampak oleh mata
indrawi lebih dahsyat efeknya????
Bagi kita sekarang, siapa pun dan di mana pun,
jangan pernah merasa ragu apabila memiliki cita-
cita dan harapan. Teruslah bertekad, teruslah
berikhtiar maksimal, dan berdoalah sungguh-
sungguh untuk mewujudkannya. Sunnatullah telah
membuktikan bahwa kemauan kuat akan
menemukan jalannya. Jangan takut gagal, karena
hakikatnya kegagalan adalah sukses yang tertunda.
Kalau ada kesulitan, itu hanyalah jalan Tuhan untuk
menjadikan kita esok lebih hebat lagi. Teruslah
bergerak mewujudkan harapan dan cita-cita,
raihlah keberhasilan. Semoga kita semua
digolongkan orang-orang yang tak pernah
berputus asa. Manusia diciptakan Tuhan bukan
untuk gagal, tapi untuk sukses dan bahagia.
Saya juga masih belajar, kalau salah jangan di cerca (karena cercaan akan sedikit menggoyahkan semangat yang membara)
Dan kalau benar berilah sedikit pujian, karena itu berguna untuk bahan bakar menuju keberhasilan yg lebih besar...
trik sederhana mengatasi kecemasan digelanggang
Ada satu trik sederhana yang boleh diaplikasikan ke
teman-temanku facebookiyah terutama yang
masih kerajingan adrenalin mein pencak silat di
gelanggang:
1. Secara sadar, niatkan sepenuh hati untuk fokus
ke permainan. Ini bisa dimulai ketika kita mulai
berdoa sebelum melakukan peregangan dan
senam. Sebelum berdoa, niatkan bahwa pikiran
dan kondisi mental anda "siap" atau "ON" setelah
selesai berdoa.
2. Lakukan stretching/peregangan secara perlahan-
lahan, pastikan semua otot terulur dengan baik.
Dan pastikan gerakan senam yang anda lakukan
benar-benar maksimal menaikkan denyut nadi di
kisaran main (masuk zona latihan)
3. Untuk mengusir rasa cemas/grogi/takut, saar
stretching dan senam ulang-ulang saja frase kata
berikut ini: "Fokus-rileks, fokus rileks, fokus rileks,
fokus rileks," atau "santai-kuat" atau cukup "fokus-
fokus-fokus.." atau kata pendek lain yang anda
inginkan.
beberapa atlit mungkin merasa nyaman dengan
mengucap doa secara pendek atau mengucapkan
dzikir. Sama saja, asalkan itu:
a. pendek dan mudah diulang-ulang
b. tidak mengandung kata negatif misalnya "tidak"
atau "jangan" atau "bukan", dsb
c. anda tidak harus memepercayainya, yang perlu
dilakukan cuma mengulang-ulangnya dalam hati
4. Ketika sudah berada di pojok grlanggang,
berdoalah sekali lagi. Saat itu niatkan dan fokuskan
bahwa setelah selesai berdoa, anda sudah berada
dalam keadaan "SIAP MAIN". Saat itu, lupakan
menang kalah, yang ada di kepala cukup "main".
Permainan pencak silat sangat fleksibel, jadi jangan
kaku dengan permainan atau strategi yang sudah
direncanakan. Selama kondisi pikiran tetap rileks,
kita bisa sangat fleksibel berubah pola main satu ke
pola main yang lain, menyesuaikan dengan waktu
dengan mudah tanpa harus merasa panik (untuk
TGR) sehingga performance tinggi tetap bisa
diperoleh.
have a nice trying !
N.B: Trik psikologi ini tidak menjamin 100% anda
meraih kemenangan. kemenangan ditentukan
banyak faktor al fisik, teknik, taktik, mental, etika.
Yang jelas kalau main di gelanggang ya tetap harus
ada persiapan !!!
By Kurniati
Segitiga Kehidupan:mengenai gempa bumi
Informasi dalam artikel ini mungkin dapat
menyelamatkan nyawa anda dari gempa bumi.
Doug Copp, Kepala Penyelamat dan Manajer
Bencana dari American Rescue Team International
(ARTI),
tim penyelamat paling berpengalaman di dunia. Ia
telah merangkak di bawah 875 reruntuhan
bangunan,
bekerja sama dengan tim penyelamat dari 60
negara, dan mendirikan tim penyelamat di
beberapa negara,
serta salah satu dari ahli PBB untuk
menginvestigasi bencana selama 2 tahun.
Ia telah bekerja di seluruh bencana besar di dunia,
sejak tahun 1985.
Pada tahun 1996, Doug bersama timnya membuat
film yang membuktikan keakuratan metode
bertahan hidup yang ia buat. Mereka meruntuhkan
sebuah sekolah dan rumah dengan 20 boneka di
dalamnya.
10 boneka menunduk dan berlindung dan 10
lainnya menggunakan metode bertahan hidup
segitiga kehidupan.
Setelah simulasi gempa, kami merangkak ke dalam
puing-puing dan masuk ke dalam bangunan untuk
membuat dokumentasi film mengenai hasilnya.
Film itu menunjukkan bahwa mereka yang
menunduk dan berlindung tidak dapat bertahan
hidup dan mereka yang menggunakan metode
saya, yakni segitiga kehidupan, mempunyai
peluang yang jauh lebih besar untuk bisa bertahan
hidup, bahkan hingga 100%.
Film ini telah dilihat oleh jutaan orang melalui
televisi di Turki dan sebagian Eropa, dan disaksikan
pada program televisi di USA, Canada dan Amerika
Latin.
Bangunan pertama yang ia masuki adalah sebuah
sekolah di Mexico City, pada gempa bumi tahun
1985. Semua anak berlindung di bawah meja
masing-masing.
Semua anak remuk sampai ke tulang mereka.
Mereka mungkin dapat selamat jika berbaring di
samping meja masing-masing di lorong. Pada saat
itu, murid-murid diajarkan untuk berlindung di
bawah sesuatu.
Secara sederhana, saat bangunan runtuh, langit-
langit akan runtuh menimpa benda atau furnitur,
sehingga menghancurkan benda-benda ini,
menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.
Ruangan kosong ini lah yang saya sebut segitiga
kehidupan.
Semakin besar bendanya, maka semakin kuat
benda tersebut dan semakin kecil kemungkinannya
untuk remuk. Semakin sedikit remuk, semakin
besar ruang kosongnya,
semakin besar kemungkinan untuk orang yang
menggunakannya untuk selamat dari luka-luka.
Suatu saat, anda melihat bangunan runtuh di
televisi, hitunglah segitiga kehidupan yang anda
temui.
Segitiga ini ada di mana-mana dan merupakan
bentuk yang umum.
Berikut ini adalah 10 Tips dalam melindungi diri saat
terjadi Gempa Bumi:
1. Hampir semua orang yang hanya menunduk
dan berlindung
pada saat bangunan runtuh, meninggal karena
tertimpa runtuhan.
Orang-orang yang berlindung di bawah suatu
benda akan remuk badannya.
2. Kucing, anjing dan bayi biasanya mengambil
posisi meringkuk secara alami.
Itu juga yang harus kita lakukan pada saat gempa.
Ini adalah insting alami
untuk menyelamatkan diri. Kita dapat bertahan
hidup dalam ruangan yang sempit.
Ambil posisi di samping suatu benda, di samping
sofa, di samping benda besar yang
akan remuk sedikit, tapi menyisakan ruangan
kosong di sebelahnya.
3. Bangunan dari kayu adalah tipe konstruksi yang
paling aman selama gempa bumi.
Kayu bersifat lentur dan bergerak seiring ayunan
gempa. Jika bangunan kayu ternyata
tetap runtuh, banyak ruangan kosong yang aman
akan terbentuk. Disamping itu,
bangunan kayu memiliki sedikit konsentrasi dari
bagian yang berat. Bangunan dari batu bata
akan hancur berkeping-keping. Kepingan batu bata
akan mengakibatkan luka badan tapi
hanya sedikit yang meremukkan badan
dibandingkan beton bertulang.
4.Jika kita berada di tempat tidur pada saat gempa
terjadi, bergulinglah ke samping tempat tidur.
Ruangan kosong yang aman akan berada di
samping tempat tidur. Hotel akan memiliki tingkat
keselamatan yang tinggi dengan hanya
menempelkan peringatan di belakang pintu agar
tamu-tamu berbaring di lantai di sebelah tempat
tidur jika terjadi gempa.
5. Jika terjadi gempa dan kita tidak dapat keluar
melalui jendela atau pintu,
maka berbaring lah meringkuk di sebelah sofa atau
kursi besar.
6. Hampir semua orang yang berada di belakang
pintu pada saat bangunan runtuh
akan meninggal. Mengapa? Jika kita berdiri di
belakang pintu dan pintu tersebut
rubuh ke depan atau ke belakang kita akan tertimpa
langit-langit di atasnya.
Jika pintu tersebut rubuh ke samping, kita akan
tertimpa dan terbelah dua olehnya.
Dalam kedua kasus tersebut, kemungkinan untuk
selamat sangat mustahil!
7. Jangan pernah lari melalui tangga. Tangga
memiliki "momen frekuensi" yang berbeda
(tangga akan berayun terpisah dari bangunan
utama). Tangga dan bagian lain dari
bangunan akan terus-menerus berbenturan satu
sama lain sampai terjadi kerusakan struktur
dari tangga tersebut.
Orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga
itu rubuh akan terpotong-potong olehnya.
Bahkan, jika bangunan tidak runtuh, jauhilah
tangga.
Tangga akan menjadi bagian bangunan yang
paling mungkin untuk rusak.
Bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga,
tangga tersebut akan
runtuh juga pada saat orang-orang berlarian
menyelamatkan diri.
Tangga tetap harus diperiksa walaupun bagian lain
dari bangunan tidak rusak.
8. Berdirilah di dekat dinding paling luar dari
bangunan atau di sebelah
luarnya jika memungkinkan. Akan lebih aman
untuk berada di sebelah luar
bangunan daripada di dalamnya. Semakin jauh kita
dari bagian luar
bangunan, maka akan semakin besar
kemungkinan jalur menyelamatkan diri
tertutup.
9.Orang-orang yang berada di dalam kendaraan
akan tertimpa jika jalanan
di atasnya runtuh dan meremukkan kendaraan; ini
yang ternyata terjadi
pada lantai-lantai jalan tol Nimitz. Korban dari
gempa bumi San
Fransisco semuanya bertahan di dalam kendaraan
mereka dan meninggal.
Mereka mungkin dapat selamat seandainya keluar
dari kendaraan dan
berbaring di sebelah kendaraan mereka. Semua
kendaraan yang hancur,
memiliki ruangan kosong yang aman setinggi 1
meter di sampingnya,
kecuali kendaraan yang tertimpa langsung oleh
kolom jalan tol.
10. Saya menemukan, pada saat merangkak di
bawah kantor perusahaan koran dan
kantor lain yang menyimpan banyak kertas bahwa
kertas tidak memadat.
Ruangan kosong yang besar ditemukan di sekitar
tumpukan kertas-kertas.
By Kurniati
JANGAN MENYERAH
Seorang pesilat mendadak gemetar ketika
diberitahu ia akan melawan pesilat lain yang
terkenal kuat. Lawannya itu adalah pesilat yang
lebih berpengalaman, digadang-gadang menjadi
juara, dan berasal dari daerah (/Negara) yang
terkenal kuat pencak silatnya. Tetapi apa boleh
buat, hasil undian telah menentukan demikian.
Bagan pertandingan memang telah menunjukkan
ia harus berhadapan dengan pesilat kuat di partai
awal.
Pesilat ini langsung stress, tertekan, ia mondar
mandir kesana kemari dan melamun, matanya
mendadak kosong memikirkan bagaimana ia harus
bertanding nanti, takut apakah ia akan dihajar
habis-habisan … dan yang lebih gawat lagi, ia
dicekam rasa takut kalah atau dipermalukan, dari
segi pengalaman tentu saja ia kalah jauh, tetapi ia
juga memiliki beban membawa nama daerah (/
Negara) untuk menang.
Pelatihnya menyadari kegalauan yang dialami
pesilatnya, sehingga ia langsung memberi saran:
“Kamu, pergilah menemui orang ini, bicaralah
dengannya.” Pelatihnya menunjuk seorang ibu
yang sealu berdiri menonton pertandingan
bersama anaknya. Pesilat itu kebetulan juga kenal
dengannya, orang itu adalah seorang mantan
pesilat nasional, yang sekarang sudah tidak
bertanding lagi, namun seringkali datang
menonton pertandingan bersama anak
perempuannya.
Akhirnya di waktu luang ia menemui orang ini:
“Mbak, aku stress,”
Orang itu tersenyum dengan wajah bertanya,
“ Kenapa? Mau bertanding kok stress.”
“Lawanku berat mbak, dan kemampuanku rasanya
kurang sekali untuk menang…” sejujurnya banyak
sekali pikiran dan emosi yang ingin dikeluarkan,
tetapi ia sendiri tak tahu dan malu untuk
mengatakannya. Selain itu, pesilat itu ragu apakah
si ibu ini bisa membantunya, karena sekilas ia
melihat postur si Ibu yang begitu gemuk, sama
sekali tak menyisakan perawakan pernah berlaga di
tingkat nasional.
Di luar dugaan, si ibu gemuk ini tertawa.
“Nang, kamu hapal lagunya D’Masih nggak, yang
judulnya ‘Jangan Menyerah’. Mas ini mau
dengarkan,” Di luar dugaan ibu itu justru
menyuruh anak perempuannya yang imut dan
lucu untuk menyanyikan sebuah lagu. Anaknya
langsung berdiri, menatap sebentar ibunya, lalu
bernyanyi dengan bahasa yang belum lancar:
“tak ada manusia, yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali, segala yang telah terjadi
Kita pasti menang, dapatkan cobaan yang berat,
Seakan hidup ini, tak ada artinya lagi…
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah.
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik…”
Tiba-tiba pesilat itu merasakan sesuatu di dadanya.
Jantungnya terasa berhenti, detaknya melambat,
merileks … seolah baru saja tersiram air sejuk, ia
merasa tercerahkan… padangan matanya yang
selama ini buram karena stress tiba-tiba menjadi
terang benderang, mendengarkan lagu yang
dinyanyikan anak kecil itu.
Ibu itu tersenyum, menatap mata si pesilat dengan
sinar mata yang lembut, lalu meneruskan
nyanyian anaknya:
“Tak ada pesilat yang memiliki teknik sempurna,
Jangan kau sesali, kekurangan yang kau miliki,
Kita pasti menang, dapatkan lawan yang berat,
Seakan menang-kalah, tak ada artinya lagi.
Syukuri apa yang ada…
Bertanding adalah anugrah..
Tetap jalani partai ini, melakukan yang terbaik..”
Nyanyian itu menggema dalam jiwa si pesilat, tidak
hanya melepaskan segala bebannya, tetapi juga
menyalakan semangat dalam hatinya.
“Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan
kuasaNya…”
Tanpa sadar si pesilat menitikkan air mata,.. tapi
buru-buru dihapusnya.
“bagi hambaNya yang sabar, dan tak kenal putus
asa…”
Dan kini si Ibu mulai bernyanyi bersama anaknya,
dengan suara yang kompak:
“Jangan menyerah, jangan menyerah
Jangan menyerah…”
Ibu itu menepuk bahu sang pesilat, yang telah
bangkit semangatnya.
“Jangan pernah menyerah mas,… apalagi
menyerah kalah sebelum bertanding. Semua
usaha patut dicoba, dan semua kemungkinan yang
baik bisa terjadi … berpikir positif! Tuhan tidak akan
meninggalkan hambaNya yang berani menghadapi
rasa takutnya sendiri. ”
Sambil menyeka air matanya, si pesilat itu
berterimakasih dengan suaranya serak:
“Saya tidak akan menyerah mbak… saya akan
berjuang keras untuk menang!”
“OK, lakukan!” dengan wajah bersemangat, si ibu
dan pesilat itu saling toss dan bergenggaman
tangan, seperti yang biasa dilakukan anak-anak
muda. Tersenyum optimis, si pesilat mengangguk,
wajahnya telah berubah berseri, matanya kembali
hidup, ada sesuatu yang telah kembali dalam
dirinya, semangat membara.
Pesilat itu lalu mohon diri untuk kembali bergabung
bersama teman-temannya.
Dari kejauhan, orang-orang bisa melihat badan dan
bahu si pesilat yang menegak, siap menantang
lawan atau siapapun yang harus ia hadapi dalam
pertandingan nanti …
“pencak silat bukan olehraga terukur. Sekecil
apapun peluang untuk menang, ambil dan jadikan
besar ” –said om dhe--
By Kurniati
Jalan terdekat jadi juara adalah jalantermudah
Jalan terdekat jadi juara adalah jalan termudah..
kok bisa ya ada kalimat seperti diatas..
aku pernah membaca seorang juara dunia sluncur
es yang merih olympiade Winter Olympic Games,
akuklupa namanya.. ternyata rahasianya menjadi
juara dunia cuma "menekuk lututnya lebih dalam
saat meluncur".
saat ditanyai lebih jauh... dia bilang :
"untuk jadi juara dunia, aku memulai latihan
dengan fokus pada "bagaimana menekuk kakiku
lebih dalam agar badanku bisa seimbang dan
meluncur lebih cepat".
sederhana sekali rahasianya... ! cuma menekuk kaki
lebih dalam. dan itu adalah cara yang mudah dan
simpel untuk memulai jalan menjadi juara dunia.
melangkah lebih cepat, memutar kaki lebih
fleksibel, menarik kaki lebih dalam, memutar
pinggang dan bahu lebih lentur,... kukira hal itu
juga berlaku di olahraga silat...
perbedaan antara "pemula" dan "mahir" adalah
perhatian pada "detail"
By kurniati
Self -Plutonium
Setahuku, ledakan nuklir terjadi karena reaksi
berantai akibat pemebalahan atom plutonium atau
uranium. Pembelahan atom tersebut, kemudian
memecu reaksi berantai yang dalam waktu
sepersekian detik menjadi ledakan... katanya reaksi
ini sesuai dengan rumus Einstein e = mc2 (dua
yang terakhir adalah kuadrat), dan yang meneliti
aplikasi rumus ini sehinggga menjadi sebuah
senjata mematikan adalah Oppenheimer, kalau
tidak salah... namanya disebut dalam buku Outliers
oleh Malcolm Gladwell, sebagai "orang yang tidak
terlalu jenius namun sukses dalam kehidupannya".
Catatan ini kubuat setelah membaca catatan Iman
Kurniadi mengenai PU-239 dan End of 2009
surprises, dari bebetapa komentar yang ada ada
satu yang menurutku sangat cerdas, yaitu
komentar Febry "Plutonium ibarat negativitas diri
yang menyebar dan mempengaruhi lingkungan
sekitar" , well... itu betul, dan sangat cerdas.
Tetapi... yang jadi pertanyaan adalah, pakah kita
mampu membangkitkan "plutonium diri" dalam
diri kita? lalu apakah kita akan gunakan itu secara
benar, atau tidak benar?
Suatu reaksi berantai akan memacu ledakan...
kalau kita pindahkan konteksnya dalam jiwa kita,
berbagai kejadian atau fenomena akan memacu
"reaksi berantai pemikiran" yang memacu ledakan
hebat....
ledakan itu bisa berupa "bencana psikologis" yang
mengarah ke tindakan merusak diri,
psikosomatis,gangguan jiwa berat atau bahkan
bunuh diri.
well.. thats kalau dari segi negatifnya.
dari segi positif, ledakan yang terjadi bisa berupa
proses transformasi diri ke arah yang positif... dari
yang biasa-biasa ke yang luar biasa. dari yang
tadinya buruk berubah positif, dari yang tadinya
pasif menjadi aktif, yang tadinya bersikap negatif
menjadi positif... tebak, pasti kita pernah menemui
seseorang yang tiba-tiba berubah 180 derajat kan?
dan yang lebih penting lagi...
seperti apa diri kita kalau kita bebaskan diri kita?
kalau kita bangkitkan energi besar akibat reaksi
pemikiran dalam diri kita?
kalau kita bebaskan semua potensi yang kita miliki,
tanpa harus terhalang oleh hambatan-hambatan
dari dalam diri kita sendiri?
lalu, sejauhmana radiasinya akan menular?
sedikit mengalihkan pembicaraan,... di akhir tahun
ini aku juga mengalami beberapa kejadian yang
memicu reaksi berantai... mulai dari diskusi yang
membakar otakku dengan mas Hardi, mas Tawaf,
mas Puguh dan suamiku sendiri... (tampaknya dia
juga mulai bertransformasi), ditambah
pengalaman-pengalaman menangasi berbagai
kegiatan yang membuatku mengobservasi sikap
dan karaketristik manusia di orang-orang
sekelilingku... aku jadi paham mengapa ada orang
bijak yang mengatakan:
"yang kita takuti dari diri kita bukanlah kelemahan-
kelemahan kita, tetapi kebesaran-kebesaran dalam
diri kita"
karena, memang kita sellau cenderung menutup
diri; tidak berani mengeluarkan sebanyak mungkin
potensi yang kita miliki. kita seringkali terjebak
dalam hamabatan merasa tidak percaya
diri,merasa rendah diri, merasa tidak pantas, sok
jaim, jual mahal, sok low profile, atau berpikir "aku
memang kayak gini kok dari dulu", .... kita
seringkali menolak untuk membebaskan diri kita.
aku pun juga, mulai bertanya pada diri sendiri;
beranikah aku untuk membebaskan potensiku?
seperti apa aku nantinya?
aku merasa aku peka dalam mengamati suatu
fenomena, tetapi aku sering menghambat diriku
sendiri dengan tidak berani mengungkapkan
sesuatu secara tegas, padahal itu benar. aku masih
sering terjebak pada usia dan gender, karena aku
cewek, masih muda, maka ewuh-pakewuh, dan
juga rasa kasihanku yang besar membuat aku sulit
berkata jujur... membuat aku lunak luar dalam,....
bagaimana bila aku membebaskan kekuatan itu?
dan apakah aku berani menanggung
konsekuensinya?
Salah satu nasihat yang kuterima di bulan
desember ini adalah "Semuanya berawal dari niat,
kalau memang niatnya lurus, tetapi kata-kata yang
dikeluarkan harus menyakitkan, maka itu memang
diperlukan"...
jadi, akhir-akhir ini aku mulai belajar... untuk jujur,
bicara apa adanya, dan lebih tegas memberitahu,
baik pada diriku sendiri dan orang lain...
reaksi berantainya sudah dimulai
Malcolm Galdwell
dalam buku Outliers, Malcolm Galdwell
memebahas mengenai para jenius yang
kemampuannya berada di atas rata-rata, mereka
yang secara statistik berada di "ekor" kurva normal
(ujung kurva normal--sebelah kanan), jumlah
orang-orang ini sangat sedikit, dan juga biasanya
sikap, karakter, latar belakang keluarga dan
pendidikan mereka juga berbeda, dan tentu saja,
ciri para outliers ini adalah kemampuan mereka
yang unggul melebihi rata-rata.
dalam buku itu Malcolm Galdwell menyebut
tentang "Kaidah 10.000 jam", yaitu seseorang baru
benar-benar mendapatkan kemampuan unggul
dalm atu bidang bila ia telah melewati latihan
minimal selama 10.000 jam. MINIMAL SELAMA
10.000 JAM. Beatles sebelum terkenal, mereka
mengamen selama 17 jam nonstop di jalanan
Paris. Seorang pemain piano terkenal (kulupa
namanya) mengawali bangun tidurnya dengan
berlatih piano beberapa jam. Demikian juga
olahragawan - olahragawan lain... Valentino Rossi
telah melewatkan ribuan jam di sirkuit sejak usia
dini, Jordan mulai berlatih lebih awal dan pulang
lebih larut dari teman-temannya setim, dan kurasa
demikian juga denngan Federer, Tiger Woods, Jet
Lee, dan juga Rony Saifullah, (I guess...)
aku telah bermain statistik dengan angka 10.000 ini;
10.000 jam sama dengan 24 jam latihan selama
416,67 hari atau 1 tahun 8 bulan 1 hari ;
sama dengan 10 jam latihan selama 1000 hari atau
2 tahun 8 bulan 23 hari;
sama dengan 5 jam latihan selama 2000 hari atau
5 tahun 5 bulan 1 hari;
sama dengan 3 jam latihan selama 3333,34 hari
atau 9 tahun 1 bulan 13 bulan;
sama dengan 2 jam latihan selama 5000 hari atau
13 tahun 8 bulani;
itu adalah durasi untuk latihan inti, belum termasuk
pemanasan dsb
dan katakanlah, bila ingin menguasai dua macam
teknik (misalnya tendangan depan dan sabit) maka
kalikan 10.000 jam itu dengan 2. itu adalah waktu
minimal yang dibutuhkan untuk "menguasai"
kedua teknik tersebut.
Jadi, menurutku memang para juara pencak silat
bukan orang yang menguasai banyak teknik,
mereka fokus pada beberapa teknik andalan saja
dan mengasahnya.
Dan mendapatkan angka 10.000 jam latihan saja
tidak cukup... ,masih ada 10.000 jam kali sekian
yang dibutuhkan untuk menerapkan teknik yang
dipelajari ke situasi sebenarnya (misalnya dalam
sparring atau bertanding untuk mendapat jam
terbang).
Dan ketika kita mencapai 10.000 jam, bisa saja
lawan kita sudah mencapai 20.000, 30.000,
50.000 jam atau bahkan jauh lebih banyak dari itu.
Pertanyaannya, beranikah kita menantang diri kita
lebih keras lagi?
"jangan takut pada orang yang menguasai
bermacam-macam jurus, takutilah orang yang
hanya menguasai satu jurus"