let's smile This Blog is part of the U Comment I Follow movement in blogosphere.Means the comment field of this blog is made DOFOLLOW.Spam wont be tolerated.

Blogger Widgets

Join the movement and Get this widget

Blog d'informazione e cronaca sportiva

Blogger Indonesia
Latest News

JANGAN MENYERAH

Sabtu, 03 April 2010 , Posted by Qym at 4/03/2010 08:20:00 PM

Seorang pesilat mendadak gemetar ketika
diberitahu ia akan melawan pesilat lain yang
terkenal kuat. Lawannya itu adalah pesilat yang
lebih berpengalaman, digadang-gadang menjadi
juara, dan berasal dari daerah (/Negara) yang
terkenal kuat pencak silatnya. Tetapi apa boleh
buat, hasil undian telah menentukan demikian.
Bagan pertandingan memang telah menunjukkan
ia harus berhadapan dengan pesilat kuat di partai
awal.
Pesilat ini langsung stress, tertekan, ia mondar
mandir kesana kemari dan melamun, matanya
mendadak kosong memikirkan bagaimana ia harus
bertanding nanti, takut apakah ia akan dihajar
habis-habisan … dan yang lebih gawat lagi, ia
dicekam rasa takut kalah atau dipermalukan, dari
segi pengalaman tentu saja ia kalah jauh, tetapi ia
juga memiliki beban membawa nama daerah (/
Negara) untuk menang.
Pelatihnya menyadari kegalauan yang dialami
pesilatnya, sehingga ia langsung memberi saran:
“Kamu, pergilah menemui orang ini, bicaralah
dengannya.” Pelatihnya menunjuk seorang ibu
yang sealu berdiri menonton pertandingan
bersama anaknya. Pesilat itu kebetulan juga kenal
dengannya, orang itu adalah seorang mantan
pesilat nasional, yang sekarang sudah tidak
bertanding lagi, namun seringkali datang
menonton pertandingan bersama anak
perempuannya.
Akhirnya di waktu luang ia menemui orang ini:
“Mbak, aku stress,”
Orang itu tersenyum dengan wajah bertanya,
“ Kenapa? Mau bertanding kok stress.”
“Lawanku berat mbak, dan kemampuanku rasanya
kurang sekali untuk menang…” sejujurnya banyak
sekali pikiran dan emosi yang ingin dikeluarkan,
tetapi ia sendiri tak tahu dan malu untuk
mengatakannya. Selain itu, pesilat itu ragu apakah
si ibu ini bisa membantunya, karena sekilas ia
melihat postur si Ibu yang begitu gemuk, sama
sekali tak menyisakan perawakan pernah berlaga di
tingkat nasional.
Di luar dugaan, si ibu gemuk ini tertawa.
“Nang, kamu hapal lagunya D’Masih nggak, yang
judulnya ‘Jangan Menyerah’. Mas ini mau
dengarkan,” Di luar dugaan ibu itu justru
menyuruh anak perempuannya yang imut dan
lucu untuk menyanyikan sebuah lagu. Anaknya
langsung berdiri, menatap sebentar ibunya, lalu
bernyanyi dengan bahasa yang belum lancar:
“tak ada manusia, yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali, segala yang telah terjadi
Kita pasti menang, dapatkan cobaan yang berat,
Seakan hidup ini, tak ada artinya lagi…
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah.
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik…”
Tiba-tiba pesilat itu merasakan sesuatu di dadanya.
Jantungnya terasa berhenti, detaknya melambat,
merileks … seolah baru saja tersiram air sejuk, ia
merasa tercerahkan… padangan matanya yang
selama ini buram karena stress tiba-tiba menjadi
terang benderang, mendengarkan lagu yang
dinyanyikan anak kecil itu.
Ibu itu tersenyum, menatap mata si pesilat dengan
sinar mata yang lembut, lalu meneruskan
nyanyian anaknya:
“Tak ada pesilat yang memiliki teknik sempurna,
Jangan kau sesali, kekurangan yang kau miliki,
Kita pasti menang, dapatkan lawan yang berat,
Seakan menang-kalah, tak ada artinya lagi.
Syukuri apa yang ada…
Bertanding adalah anugrah..
Tetap jalani partai ini, melakukan yang terbaik..”
Nyanyian itu menggema dalam jiwa si pesilat, tidak
hanya melepaskan segala bebannya, tetapi juga
menyalakan semangat dalam hatinya.
“Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan
kuasaNya…”
Tanpa sadar si pesilat menitikkan air mata,.. tapi
buru-buru dihapusnya.
“bagi hambaNya yang sabar, dan tak kenal putus
asa…”
Dan kini si Ibu mulai bernyanyi bersama anaknya,
dengan suara yang kompak:
“Jangan menyerah, jangan menyerah
Jangan menyerah…”
Ibu itu menepuk bahu sang pesilat, yang telah
bangkit semangatnya.
“Jangan pernah menyerah mas,… apalagi
menyerah kalah sebelum bertanding. Semua
usaha patut dicoba, dan semua kemungkinan yang
baik bisa terjadi … berpikir positif! Tuhan tidak akan
meninggalkan hambaNya yang berani menghadapi
rasa takutnya sendiri. ”
Sambil menyeka air matanya, si pesilat itu
berterimakasih dengan suaranya serak:
“Saya tidak akan menyerah mbak… saya akan
berjuang keras untuk menang!”
“OK, lakukan!” dengan wajah bersemangat, si ibu
dan pesilat itu saling toss dan bergenggaman
tangan, seperti yang biasa dilakukan anak-anak
muda. Tersenyum optimis, si pesilat mengangguk,
wajahnya telah berubah berseri, matanya kembali
hidup, ada sesuatu yang telah kembali dalam
dirinya, semangat membara.
Pesilat itu lalu mohon diri untuk kembali bergabung
bersama teman-temannya.
Dari kejauhan, orang-orang bisa melihat badan dan
bahu si pesilat yang menegak, siap menantang
lawan atau siapapun yang harus ia hadapi dalam
pertandingan nanti …
“pencak silat bukan olehraga terukur. Sekecil
apapun peluang untuk menang, ambil dan jadikan
besar ” –said om dhe--
By Kurniati

Currently have 0 komentar:

Leave a Reply

Posting Komentar

Connecti.Biz FreeHostID.com MyWebInstant.com UsahaWeb.com Zoombase.com http://www.usahaweb.com/idevaffiliate.php?id=6886
DirectoryVault.com
Loading