Analisa kegagalan Team SEA GAMES
Ada pepatah lama mengatakan "pena lebih tajam
dari pedang". Itu benar. Bukan penanya yang lebih
tajam dari pedang, tapi apa yang ditulis oleh pena,
tang dapat lebih tajam dari pedang. Pedang yang
melukai kulit daPat disembuhkan dengan obat,
bekasnya dihilangkan dengan operasi; tetapi hati,
pikiran, jiwa seseorang yang terlukai karena kata-
kata (baik itu yang tertulis maupun dikatakan orang
lain) tidak bisa disembuhkan dengan mudah.
Bahkan, bisa jadi menetap seumur hidup.
Kekuatan kata-kata inilah yang ingin kubahas
sejenak, dalam konteks sebuah tim pencak silat
yang akan bertanding. Dalam NLP, Neoro Linguistic
Programming atau sebuah ilmu tentang
bagaimana pikiran manusia bekerja, kekuatan kata-
kata dianggap sangat penting karena menentukan
hasil yang ingin didapat kemudian. Karena itu bagi
para praktisis NLP, mereka sangat cerdik dan
berhati-hati dalam memilih kata-kata, pikiran karena
manusia akan bereaksi terhadap kata-kata yang ia
dengar atau ia baca. Sadar atau tidak sadar, mau
atau tidak mau. Kata-kata yang mereka dengar,
dapat menjadi benih kegagalan atau benih
kesuksesan.
Masa iya kata-kata bisa berpengaruh sebesar itu
dalam diri seseorang?
Sebagai contoh, coba saja anda ikuti perintah saya
di bawah:
"jangan pikirkan tentang mobil"
tebak, yang terlintas di kepala anda adalah mobil
bukan?
jadi, bagaimana ketika seorang pesilat mendengar:
"jangan sampai kalah,"
atau
"jangan sampai gagal".
justru pikirannya dipenuhi rasa takut untuk kalah,
daripada memikirkan cara-cara untuk menang ..!
Sekarang, coba pikirkan kata-kata berikut:
"Hati-hati dengan Vietnam. Mereka punya speed
dan teknik yang matang.... bla-bla-bla", pokoknya
Vietnam Oke, Vietnam kuat, dsb dsb, seperti yang
pernah (baca: sering) saya dengar waktu di
pelatnas.
Tebak, apa yang akan dipikirkan kemudian oleh
para pesilat yang mendengar?
Ya, piikiran bawah sadar mereka akan menyetujui
bahwa Vietnam memang kuat !
Pikiran mereka akan "terdistorsi", mengakui bahwa
Vietnam kuat!
(padahal, kenyataannya belum tentu...)
Hei, hei, pasti setelah anda membaca kata-kata
diatas, beberapa dari anda langsung menyanggah
"tidak, itu tidak benar, kok!".
Oke, anda bisa menyanggah, tetapi kalimat itu
telanjur masuk ke bawah sadar. Dan, ketahuilah,
pikiran ini akan sulit dihilangkan, Mengapa? karena
begitu banyak orang di lingkungan kita yang
"menyetujui" hal itu ! Pelatih, Pengurus, Atlit-atlit
senior, pokoknya orang-orang disekitar anda
menyetujui hal itu! Jadi mau-tidak mau, secara
tidak sadar anda harus menyetujui bahwa Vietnam
kuat. Maka ketika anda benar-benar berhadapan
dengan Vietnam, anda akan bermain terlalu
berhati-hati. Seluruh kemampuan tidak bisa
dikeluarkan secara maksimal karena pikiran anda
terdistorsi bahwa "lawan saya ini kuat". Ketika anda
berhati-hati, pikiran anda sebenarnya tidak rileks,
tetapi tegang; dalam kondisi tegang, permainan
yang maksimal sulit dicapai. Anda akan mengalami
kesulitan membaca permainan lawan dan tidak
bisa mengeluarkan teknik sesuai strategi. Dalam
kondisi seperti itu, bisa ditebak, kemenangan akan
sulit diraih.
bagaimana seandainya kata-katanya dirubah
seperti ini:
"Vietnam memang kuat, tetapi kita juga kuat!
Sama-sama latihan kok"
atau
"semua lawan sama saja, mari kita buktikan kita
yang terbaik!",
tanpa ada embel-embel menyebut suatu negara
atau daerah.
bukankah anda lebih nyaman mendengarnya?
Jadi, ketika tim Pencak Silat Indonesia hanya
menuai 2 emas di SEA GAMES 2009, saya
bertanya-tanya dalam hati, selama latihan, sebelum
berangkat, ketika akan berangkat, selama
berangkat, kata-kata apa yang didengar oleh para
pesilat ini?
Apakah kata-kata yang menjadi benih kegagalan
atau kesuksesan?
Apakah kata-kata itu dilontarkan oleh "orang-orang
penting" sehingga efeknya menjadi berlipat ganda?
Perlu kita ketahui, siapa yang berkata juga penting.
karena perkataan seseorang yang dihormati akan
lebih diperhatikan daripada perkataan orang lain.
Maka apakah dalam suatu sesi pertemuan dengan
para pelatih, manajer, pejabat, pengurus PB,
KONI,media, dsb, apakah benih yang mereka
tanam dalam pikiran para atlit?
apakah benih kegagalan atau benih kesuksesan?
Selama menjadi anggota tim Pencak Silat Jawa
Timur untuk PON, saya mengamati baik para
pelatih, pengurus, masseur dan pendukung
lainnya satu kata; mereka selalu berusaha
mengangkat siprit bertanding para pesilat jatim
dengan berbagai cara. Misalnya, manajer selalu
menekankan "Selalu berpikir positif! itu yang akan
mengantar kita menuju kemenangan!" dalam
setiap pertemuan. Yell khas tim PON JATIM adalah
"Wani Sukses" yang artinya berani sukses, yang
secara harafiah sudah menyiratkan optimisme
untuk membangkitkan semangat. Dan hal ini juga
dilakukan setiap latihan: setelah sesi pemanasan
dan senam, pelatihi biasanya menyetel lagu-lagu
AREMA yang rock abis namun syairnya motivatif.
Hasilnya, tim Jawa Timur mendapat Juara Umum
di PON XVII 2008. Terlepas dari banyak faktor,
saya sebagai salah satu yang terlibat dalam tim itu,
harus mengakui bahwa semenjak latihan hingga
bertanding kami selalu dibanjiri kata-kata positif
yang menyemangati. Ketika dua buah tim yang
memiliki kemampuan fisik dan teknik sama
kuatnya, maka yang persiapan mentalnya lebih
baik yang akan menang. Terbukti.
Mencoba bertahan kokoh tak terkalahkan,
langkahku takkan pernah terhenti untukmu,
tubuhku, darahku, seluruh raga jiwaku,
hiduplah dalam hati dan setiap langkahku
tegaklah berdiri
garang taklukkan jaman
kalahkan semua lawan-lawanmu
jadilah dirimu superhero di hidupku
aku takkan menyerah
dan tak kenal lelah
demi dirimu sang Juara
kau Indonesiaku,
Teruslah melaju
taklukkan dunia
demi aku takkan menyerah,
dan tak kenal lelah
demi dirimu Sang Juara
kau Indonesiaku
teruslah melaju
taklukkan dunia...
Pahlawanku , by D'Kross
Currently have 0 komentar: