let's smile This Blog is part of the U Comment I Follow movement in blogosphere.Means the comment field of this blog is made DOFOLLOW.Spam wont be tolerated.

Blogger Widgets

Join the movement and Get this widget

Blog d'informazione e cronaca sportiva

Blogger Indonesia
Latest News

LAYANAN STUDI KASUS KESULITAN BELAJAR BIDANG STUDI

Minggu, 12 April 2009 , Posted by Qym at 4/12/2009 12:37:00 PM

Layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi merupakan suatu upaya untuk lebih mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami permasalahan dan kesulitan dalam belajar. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi yaitu :
A. IDENTIFIKASI KASUS
Identifikasi kasus adalah suatu langkah awal kegiatan layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi yang dihadapi siswa berdasarkan data-data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, angket, data-data penunjang lainnya yang berhubungan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa seperti perilaku, absensi, nilai ulangan dan sebagainya.
Tujuan dari identifikasi kasus ini adalah untuk mengumpulkan data siswa sebanyak-banyaknya sehingga dapat mengetahui penyebab timbulnya masalah yang dihadapi oleh siswa.
Siswa yang akan diberikan bimbingan, terlebih dahulu harus diketahui data-datanya. Data-data inilah yang akan memberikan keterangan tentang peserta didik yang mengalami kesulitan dan memerlukan bantuan. Dari data siswa, baik yang bersifat umum maupun pribadi dikumpulkan kemudian dikaji. Proses ini dilakukan dengan cara melalui penyebaran angket, wawancara, maupun observasi.

Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung baik dari luar maupun dari dalam kelas. Penulis mencatat hal-hal yang berhubungan dengan perilaku siswa kasus, terutama dalam mengikuti pelajaran maupun dengan teman-temannya. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keseharian klien.
Dari hasil pengamatan pada saat materi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut dapat diketahui, bahwa :
1) Klien terkadang terlihat diam dan melamun.
2) Klien sering mengantuk, lelah karena bekerja membantu orang tua.
3) Klien sering gugup bila diberi pertanyaan oleh guru.
4) Klien susah berkomunikasi dengan baik sehingga bila ditanya harus mengulangi lagi pertanyaan dan harus betul-betul mendengarkan jawabannya.
5) Saat diterangkan klien terlihat memperhatikan tetapi tidak konsentrasi dalam menerima pelajaran, sehingga klien kurang memahami materi pelajaran yang telah diterangkan.
6) Klien sering menyendiri, kurang membaur dengan teman-temannya.
7) Klien sering diejek teman-temannya, jadi bahan tertawaan temannya.
8) Klien merasa kurang percaya diri.
Dengan melihat fakta yang ada maka penulis beranggapan bahwa keadaan diatas harus segera diatasi, karena jika tidak akan menyebabkan kesulitan bagi klien dan prestasinya akan terganggu, oleh karena itu penulis memilih peserta didik tersebut untuk dijadikan klien dalam pembahasan layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara pembicaraan langsung dengan klien maupun orang lain yang mengerti keadaan klien dengan tujuan memperoleh data secara lisan. Dengan wawancara, situasi kejiwaan klien akan terungkap. Saat wawancara, pewawancara harus menciptakan susana akrab, terbuka, dan saling mempercayai.
Wawancara bisa dilakukan secara tidak langsung, yaitu terhadap guru wali kelas, petugas BK, guru pamong dan teman dekat siswa, serta guru PPL yang ikut mengajar siswa tersebut.
Dari hasil wawancara langsung dan tidak langsung dapat diketahui penyebab kesulitan belajar siswa antara lain:
1) Siswa tidak mempunyai catatan yang lengkap dan teratur, meskipun ada tulisannya susah sekali untuk dibaca oleh orang lain.
2) Catatan siswa sering hilang, karena menaruhnya sembarangan sehabis belajar dirumah, atau tertinggal dikelas.
3) Siswa banyak menghabiskan waktu luangnya untuk menonton televisi dan bekerja membantu orang tua, sehingga waktu untuk belajar kurang, bahkan tidak ada dan dikelas sering mengantuk.
4) Siswa tidak dapat berkonsentrasi sewaktu guru menjelaskan pelajaran didepan kelas.
5) Siswa kurang memahami konsep/teori dasar mesin frais.
3. Angket
Pengumpulan data dengan menggunakan angket bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang latar belakang siswa, keadaan siswa, keadaan keluarganya, cita-cita dan harapannya. Melalui penyebaran angket, klien dapat mengisi data secara langsung dengan jujur yang berkaitan dengan keadaan orang tua dan klien. Sehingga dengan demikian didapat kejelasan tentang latar belakangnya.
Hasil pengisian angket oleh klien adalah sebagai berikut:
a) IDENTITAS SISWA


4. Sosiometri
Metode sosiometri digunakan sebagai penunjang pengoptimalan data khususnya yang berkaitan dengan daerah lingkungan klien yaitu teman. Dengan sosiometri ini dapat diketahui teman mana yang disukai dan tidak disukai oleh klien serta sebaliknya, teman mana yang menyukai dan yang tidak menyukai klien. Hasil sosiometri dari klien yang penulis peroleh adalah sebagai berikut :
 Teman yang disenangi dalam kelas:
1. Yeni Chandra, alasan : pintar, perduli dengan teman, suka menolong.
2. Imam Baitul, alasan : supel, perduli dengan teman.
3. Imam Zainuri , alasan : supel.
4. Fendik, alasan : supel, perduli dengan teman.
5. Rofiul Amin, alasan : supel, suka menolong.
6. Hadi Priono, alasan : supel.
7. Riki Rachmat, alasan : supel.
 Teman yang kurang disukai dalam kelas adalah:
1. Kiki Prasetyo, alasan : suka mengacau, usil terhadap temannya.
2. Septiyawan, alasan : suka mengacau, tidak jujur.
Selain teknik-teknik pengumpulan data yang telah ada diatas, penulis juga menggunakan tingkat kehadiran siswa dikelas serta prestasi yang diraih pada semester sebelumya sebagai acuan / perbandingan dengan melihat daftar absensi dan nilai akhir siswa.
Klien termasuk siswa yang rajin, ini terlihat dari daftar absensi mulai kelas 1, klien tidak masuk sekolah tanpa keterangan sebanyak 1 kali. Kelas 2 semester 3 - 4 (bulan pebruari – bulan april) ini, klien aktif kesekolah dan tidak pernah tidak masuk tanpa keterangan.
Sedangkan bila dilihat dari prestasi belajar, klien ini termasuk siswa yang sulit menerima pelajaran. Hal ini terlihat saat mengikuti pelajaran, dia tampak memperhatikan namun tidak bisa konsentrasi pada pelajaran sehingga pada saat diberi soal dan tugas klien sering gugup, bingung dan salah dalam menjawab. Dari hasil nilai-nilai yang ada, baik nilai tugas, ujian teori dan ujian praktek, klien tidak pernah mendapat nilai yang baik sepadan dengan teman-temanya. Nilai yang didapat rata-rata tidak kompeten dan ikut remidi (perbaikan nilai ujian).
Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada suatu permasalahan yang dihadapi klien saat ini sehingga waktu dan pikirannya banyak tersita untuk masalah tersebut yang menyebabkan klien kurang perhatian/konsentrasi dalam menerima pelajaran. Masalah klien ini harus cepat dicarikan pemecahannya karena dikhawatirkan akan mengurangi prestasi belajarnya.

B. DIAGNOSIS
Diagnosis merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui letak kesulitan, jenis kesulitan, serta latarbelakang kesulitan. Langkah ini penting dalam kegiatan layanan kesulitan belajar siswa karena akan menentukan langkah-langkah bimbingan selanjutnya.
Cara-cara yang dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar adalah dengan menganalisis nilai yang diperoleh klien, menetapkan letak kesulitan siswa serta menetapkan prioritas siswa yang banyak mengalami kesulitan. Demikian pula halnya untuk mengetahui jenis kesulitan yang dihadapi oleh klien yaitu dengan menganalisis hasil angket, dokumenter, wawancara, riwayat hidup serta keterangan yang menunjang lainnya. Kegiatan tersebut diatas juga digunakan untuk mengetahui latar belakang kesulitan siswa.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dan hal-hal yang tampak, maka diambil kesimpulan sementara tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi klien. Kesulitan belajar klien ini dilatarbelakangi oleh faktor internal dan eksternal klien, antara lain :
a. Dari dalam klien sendiri (internal)
 Kurang memperhatikan keadaan kesehatan dan kurang istirahat
 Merasa malas dalam belajar karena sibuk bekerja membantu orang tua dan bila ada waktu luang dirumah, banyak nonton televisi.
 Waktu belajar sangat kurang karena tidak bisa mengatur waktu.
 Merasa gugup, bingung, dan kurang percaya diri.
 Merasa kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
 Pesimis dengan cita-citanya dimasa depan.
b. Dari luar klien (eksternal)
 Lingkungan belajar klien (keluarga, teman-teman, kondisi rumah) yang tidak mendukung.
 Tugas-tugas (membantu kerja orang tua) dirumah sangat menyita waktu.
 Kehidupan dirumah kurang teratur.
 Ekonomi keluarga pas-pasan.
C. PROGNOSIS
Prognosis ini merupakan tahap memprediksi kerangka-kerangka permasalahan yang terjadi jika masalah klien tidak segera dibantu atau jika segera dibantu.
Adapun beberapa kemungkinan apabila masalah-masalah yang dihadapi klien bisa diselesaikan, yaitu :
1. Klien akan bersemangat dalam menerima pelajaran dan dapat berkonsentrasi.
2. Prestasi klien akan meningkat.
3. Rasa percaya diri akan tumbuh dan berkembang secara optimal.
4. Pandangan/cita-cita masa depan lebih mantap.
5. Cara berkomunikasi menjadi baik dan lancar.
Sedangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi apabila masalah yang dihadapi klien tidak bisa diselesaikan, yaitu :
1. Prestasi klien akan menurun.
2. Bahan pelajaran akan lebih sulit dikuasai.
3. Pergaulan klien akan semakin terkucilkan sehingga informasi akan berkurang
4. Klien semakin kesulitan menentukan langkah kemasa depannya.
5. Semakin buruknya komunikasi klien, karena kurangnya sosialisasi.
D. PEMBERIAN BANTUAN
Pemberikan bantuan adalah langkah layanan bimbingan untuk memberikan bantuan kepada klien agar dapat mengatasi kesulitan belajar, sehingga dapat mencapai hasil yang optimal dan penyesuaian yang sehat.
Dasar yang digunakan dalam pemberian bantuan hanyalah memberi alternatif pemecahan, bukan sebagai satu-satunya cara pemecahan masalah. Karena sebenarnya yang harus mengambil keputusan dalam masalahnya adalah siswa yang bersangkutan.
Adapun bantuan-bantuan yang diberikan kepada klien adalah menganjurkan kepada klien hal-hal sebagai berikut :
a) Bimbingan individu

  • Tentang masalah kesehatan, mengarahkan klien supaya lebih menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup, makan dan minum yang bergizi.
  • Menanamkan keyakinan kepada klien akan kelebihan dan kekurangan setiap orang, jangan sampai merasa rendah diri atas kekurangan yang dimiliki. Jadi klien tidak usah merasa malu / rendah diri bergaul dengan teman-temannya, baik sejenis maupun lawan jenis.
  • Sejak dini klien ditanamkan untuk mengatur kegiatannya sehari-hari, jangan sampai kegiatan yang berhubungan dengan tugas rumah/membantu orang tua bekerja dan hobi mengganggu tugas utama sebagai siswa yaitu belajar. Mengusahakan kegiatan akademik dengan tugas rumah/hobi dapat berjalan dengan selaras, serasi, dan seimbang.
  • Memberi pengarahan kepada klien untuk selalu menyimpan buku catatannya setelah belajar ketempatnya supaya tidak sering hilang dan buku catatan yang kurang lengkap harus dilengkapi, agar saat mengerjakan tugas dapat menyelesaikannya.
  • Mengingatkan klien bahwa pekerjaan yang dicita-citakan tidak mungkin dapat dicapai dengan bermalas-malasan / malas belajar, dan memotivasi klien agar mengoptimalkan belajar sehingga akan mendapatkan prestasi yang memuaskan.
  • Menceritakan pengalaman konselor / mahasiswa PPL yang mungkin bisa dijadikan wawasan bagi klien dan memacu semangat belajarnya dengan mengambil keuntungannya dan membuang kerugiannya.
  • Mengusahakan klien untuk sering bertemu dan belajar bersama dengan orang yang dipercaya dan mengerti klien, sehingga prestasi klien meningkat dan interaksi sosial klien akan terpupuk serta berkembang secara teratur.
  • Menanamkan kebiasaan untuk mempelajari dahulu materi yang akan diajarkan guru pada hari itu dan jangan malu-malu untuk bertanya bila ada kesulitan.
  • Mengusahakan klien untuk mengulangi dan membaca dirumah materi yang telah diberikan disekolah.
  • Mengusahakan klien untuk mengerjakan semua tugas-tugas PR dirumah dan jangan takut salah.
b) Kerjasama dengan orang tua
  • Orang tua hendaknya memberikan perhatian penuh kepada si anak agar dapat menambah gairah anaknya untuk belajar dengan baik.
  • Orang tua harus memberikan semangat agar anaknya selalu giat belajar.
  • Orang tua harus mengingatkan anaknya agar selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar.
  • Orang tua hendaknya memperhatikan kegiatan yang dilakukan anak sehari-hari, contohnya dalam membantu orang tua bekerja jangan terlalu dipaksakan hingga larut malam, bahkan begadang sampai pagi sehingga tidak akan menggangu kesehatan dan kelancaran belajar anak disekolah pagi harinya.
  • Hendaknya orang tua sering menanyakan tentang palajarannya, prestasi dan berbagai masalah yang dialami anaknya disekolah.
c) Kerjasama dengan guru bidang studi dan wali kelas
  • Guru bidang studi dan wali kelas hendaknya memberi perhatian khusus kepada klien demi keberhasilan bimbingan yang dilakukan.
  • Guru bidang studi dan wali kelas hendaknya selalu memonitor perkembangan klien, terkait dengan hasil belajar dan melaporkannya kepada guru BP untuk ditindaklanjuti.
E. TINDAK LANJUT
Tindak Lanjut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan klien dalam menyelesaikan masalahnya. Untuk mencapai keberhasilan layanan bantuan yang diberikan akan memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu perlu diadakan kerja sama dengan pihak lain, yaitu guru bidang studi, BK, guru wali kelas klien. Melalui kegiatan tindak lanjut dari pemberian bantuan diharapkan klien dapat dengan cepat mengatasi masalahnya dan prestasi belajarnya lebih meningkat.
Tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam layanan kesulitan belajar siswa ini adalah :
1. Observasi dan wawancara dengan klien tentang kegiatan yang telah dilakukan selama mendapat bimbingan dan kemungkinan masalah yang sulit diatasi, hasilnya klien dapat menerima bimbingan, dan sedikit bisa meningkatkan serta mengembangkan prestasinya.
2. Mengadakan monitoring secara berkelanjutan terhadap perkembangan keberhasilan pemecahan masalah dan peningkatan prestasi belajar klien. Hal ini bisa dilihat pada nilai rapot pada semester IV ini sebagai indikator yang akan diperoleh nantinya.
Penulis merasa bimbingan terhadap klien ini tidaklah maksimal, karena waktu yang disediakan sangat terbatas. Oleh karena itu, agar penyelesaian masalah yang dihadapi klien dapat teratasi, maka penulis menyerahkan masalah klien kepada guru pengajar, wali kelas dan biro konseling untuk selalu menuntun dan membimbing klien dalam mengatasi masalahnya untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Currently have 3 komentar:

  1. denaihati says:

    Makaseh join my blogroll. sukses selalu

  1. just visiting...
    God Bless...

    Your Daily Word

Leave a Reply

Posting Komentar

Connecti.Biz FreeHostID.com MyWebInstant.com UsahaWeb.com Zoombase.com http://www.usahaweb.com/idevaffiliate.php?id=6886
DirectoryVault.com
Loading