Gizi lebih yang mulai banyak diderita oleh penduduk di Indonesia
Masalah gizi lebih baru muncul pada tahun-tahun terakhir pembangunan jangka panjang, yaitu pada awal tahun 1990an. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama dalam pola makan. Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat, dan tinggi lemak, sehingga menggeser mutu makanan ke arah tidak seimbang. Perubahan pola makan dipercepat oleh makin kuatnya arus budaya makanan asing yang disebabkan oleh kemajuan teknologi, informasi, dan globalisasi ekonomi. Disamping itu, perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan aktivitas fisik berakibat semakin banyaknya pendidikan golongan tertentu mengalami masalah gizi lebih berupa kegemukan atau obesitas. Makanan berlebih dikaitkan pula dengan tekanan hidup atau stress. Dampak masalah gizi lebih pada orang dewasa tampak dengan semakin meningginya penyakit degeneratif ( penyakit yang mulai muncul seiring bertambahnya usia, seperti penyakit Jantung koroner, Diabetes Mellitus, Hipertensi, Obesitas, dan penyakit hati seperti hepatitis). Penyakit ini tidak bisa disembuhkan dan tidak menular, namun dapat dikendalikan. Salah satunya adalah menjaga kesehatan tubuh dengan gaya hidup sehat.
Pembahasan gizi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan tidak hanya keadaan kurang gizi, namun kelebihan gizipun dapat menimbulkan gangguan pada manusia. Jadi yang tergolong dalam gizi salah (malnutrisi) ini ada dua golongan, yaitu kurang gizi (under nutrition) dan gizi lebih (over nutrition).
Penanggulangan gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibanding dengan keluaran energi. Penanggulanganya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik/olah raga serta menghindari tekanan hidup /stress. Penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak, serta menghindari konsumsi alkohol. Untuk itu diperlukan upaya penyuluhan ke masyarakat luas. Diperlukan peningkatan teknologi pengolahan makanan tradisional Indonesia siap santap, sehingga makanan tradisional yang lebih sehat ini disajikan dengan cara-cara dan kemasan yang dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan makanan barat.
Currently have 0 komentar: