ALIRAN PENDIDIKAN ABAD XX
Beberapa aliran pendidikan yang termasuk aliran pendidikan modern sebagai berikut :
Aliran Essensialisme
Bagi aliran ini, pendidikan sebagai pemelihara kebudayaan, yaitu ingin kembali kepada kebudayaan lama warisan sejarah, yang telah membuktikan kebaikannya bagi kehidupan manusia. Kesalahan diri kebudayaan modern sekarang menurut essensialisme ialah kecenderungannya, bahkan gejala penyimpangannya dari jalan lurus yang telah ditanamkan kebudayaan warisan itu.
Proses belajar menurut essensialisme
- Melatih daya jiwa yang potensial ada
- Proses belajar sebagai menyerap apa yang berasal dari luar. Yaitu dari warisan – warisan sosial yang disusun di dalam kurikulum tradisional dan guru berfungsi sebagai perantara.
- Belajar adalah proses aktif pribadi untuk mengerti dan menguasai sesuatu. Materi dan isi yang dipelajari itu ialah apa yang tersimpul dalam istilah kurikulum. Yaitu kurikulum yang kaya, yang berurutan dan sistematis yang didasarkan pada target tertentu, yang tidak dikurangi sebagai satu kesatuan pengetahuan, kecakapan-kecakapan, dan sikap yang berlaku di dalam kebudayan yang demokratis.
Isi pendidikan perlu ditetapkan guna efektifitas pembinaan kepribadian. Artinya perlu ada materi pokok yamg mengarangkan pengetahuan sebagai isi yang harus dikuasai dalam kehiduanya.
Fungsi guru adalah sebagai perantra antara bahan yang telah ditentukan berdasar standart itu dengan murid sebagai penerima.
Sekolah terutama berfungsi mendidik warga negara supaya hidup sesui prinsip-prinsip dan lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat. Demiashkevich berpendapat bahwa fungsi sekolah terutama sebagai pesat intelectuall training dan latihan daya jiwa yang sudah ada sebagai hereditas.
Home menganggap kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Yang utama ialah essential studies yang meliputi motede ilmiah, dunia organis dan an-organis, apresiasi seni.
Progresivesme lahir sebagi pembaharuan dalam dunia pendidikan terutama sebagai lawan terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan konvensional yang diwarisi dari abad ke sembilan belas. Progresif (berkembang maju) adalah sifat alami kodrat, dan itu berarti perubahan, dan perubahan berarti sesuatu yang baru. Progresivisme menganggap pendidikan mampu merubah dalam arti membina kebudayan yang baru yang dapat menyelamatkan manusia bagi hari depan yang makin komplek dan menantang.
Anak berada di dalam lingkungan yang selalu mengalami perubahan, perkembangan. Dan anak memiliki potensi dan kemampuan intelegensi yang dapat memecahkan problema hidupnya. Dan proses pendidikan terutama dipusatkan untuk latihan dan penyempurnan intelgensi.
Dalam proses belajar, harus disdari bahwa yang aktif adalah the whole child, seluruh tingkah laku sebagai perwujudan dari seluruh aspek keribadian secara utuh.
Belajar sesungguhnya bukan semata-mata terjadi di dalam sekolah. Belajar terjadi dalam semua kesempatan dan tempat, jadi termasuk dalam masyarakat.
Dewey menyatakan sekolah yang baik ialah yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua jenis belajar yang membantu murid untuk berkembang. Kurikulum yang baik ialah seperti fingsi laboratorium. Yaitu sebagai rentetan muridnya, yang dalam beberapa aspek melakukan fungsi ilmiawan.
Progresivime menghendaki bentuk yang bervariasi dan isi kurikulum yang kaya, yaitu yang mendorong perkembangan dan kemampuan praktis. Inilah yang di maksud kilatrick dengan metode projek.
Tokoh rekonstruksionisme ialah theodore brameld. Dinyatakan bahwah ada satu kebutuhan amat mendesak untuk kejelasan dan kepastian bagi kebudayaan jaman modern, yang sekarang mengalami ketakutan, lebimbangan dan kebingungan. Caranya berusaha memebina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia.
Rekontruksionisme ingin merobek tata susunan lama, dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru, melalui lembaga dan proses pendidikan. Aliran ini mencinta-citakan terwujudnya satu dunia baru dengan satu kebudayaan baru di bawah satu kedaulatan dunia, dalam kontrol mayoritas umat manusia.
Pragmatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwah yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benat dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Pegangan pragmatisme adalah logika pengamatan.
Aliran ini bersedia menirima segala sesuatu asal saja membawah akibat yang prktis. Pengalaman-pengalaman pribadi diterimanya asal bermanfaat. Patokanya adalah “manfaat bagi hidup praktis”. Pelopor Pragmatisme adalah Williams James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952) .
Pengetahuan adalah perbuatan. Kadarkebenarannya akan tampak dari pengujian oleh pengalaman-pengalaman di dalam praktik. Satu-satunya cara yang dapat dipercaya untuk mengatur pengalaman-pengalaman dan untuk mengetahui arti yang sebenarnya adalah metode induktif . metode ini bukan hanya berlaku untuk ilmu pengetahuan fisika, melainkan juga bagi persoalan-persoalan social dan moral.
Menurut Dewey kepribadian adalah sesuatu yang harus dicapai, sesuatu yang sedang dalam pembentukan. Maksud dan tujuan sekolah untuk membangkitkan sikap hidup demokratis dan untuk memperkembangkannya . hal ini harus dilakukan dengan berpangkan kepada pengalaman-pengalaman anak.Harus diakui bahwa tidak semua pengalaman berfaedah oleh karena itu sekolah harus memberikan sebagai “bahan pengajaran” . Pengalaman-pengalaman yang berfaedah bagi hari depan anak didik dan sekaligus dapat dialami oleh anak didik itu pada masa kini. Anak didik harus menyelidiki, menyaring, dan mengatur pemngalaman-perngalaman yang demikian itu.
Currently have 0 komentar: